PERBEDAAN PEMINUM KOPI DENGAN SOCIAL DRINKER
18.50Kedai kopi adalah tempat paling benar untuk mengamati tingkah dan polah manusia yang berupa-rupa. Seperti dunia, kedai kopi adalah wadah mengerucut untuk mengamati peminum kopi dan cara mereka dalam mengapresiasi kopi yang dinikmatinya.
Kadang saya iri dengan para penikmat kopi. Mereka tahu betul bagaimana
seni menikmati cita rasa minuman pahit berwarna hitam pekat itu. Bahkan
bagi sebagian orang, secangkir kopi bisa mendatangkan inspirasi. Kedai kopi adalah semesta kecil ketika manusia dan kopi lebur menjadi
tontonan menarik yang menghibur. Di kedai kopi pulalah sang penulis menyimpulkan bahwa
hanya ada dua jenis peminum kopi yaitu peminum kopi (real coffee drinker) dan penongkrong kedai kopi (social drinker). Berikut perbedaan keduanya.
Kopi yang Dipesan
Kata seorang bijak, kopi yang dipesan peminumnya adalah cermin kepribadian para peminumnya. Dan tentu peminum kopi sejati dan social drinker memiliki
berbedaan paling hakiki dari menu kopi yang mereka pesan saat nongkrong
di kedai kopi. Peminum kopi sejati biasanya adalah purist. Mereka mencintai kopi hitam asli yang tak dicemari apapun. Jika kamu melihat seseorang memesan kopi melalui manual brew method bisa jadi dia adalah peminum kopi. Atau sesekali mungkin mereka memesan long black, espresso atau something milky like cappuccino. Mereka takkan menambahkan gula pada kopinya. Mereka juga tak pernah memesan iced blended atau milk shake yang kaya akan sirup yang bukan kopi. Jika ingin kopi dingin, peminum kopi paling-paling memesan iced Americano atau cold brew coffee.
Berbeda dengan social drinker yang seringnya ke kedai kopi bukan untuk minum kopi melainkan nongkrong. Social drinker tidak melulu memesan menu kopi. Mereka bukan peminum kopi, oleh karena itu sah saja bagi mereka untuk memesan menu kopi semacam ice blended atau milk shake. Jangan harap mereka mengerti seluk beluk kopi. Buat mereka kopi takkan nikmat jika rasanya tak manis. Social drinker adalah
makhluk fleksibel di kedai kopi. Mereka tak keberatan nongkrong di
kedai kopi bersama peminum kopi sungguhan. Karena buat mereka bukan soal
minum apa, tetapi nongkrong di mana dan dengan siapa.
Tingkah Laku Selama di Kedai Kopi
Peminum kopi tak keberatan nongkrong di kedai kopi sendirian. Mereka
akan fokus pada kopi yang diminumnya dengan senang hati meski tanpa
teman. Yah walau tak keberatan juga nongkrong bareng peminum kopi
lainnya. Buat mereka minum kopi bukanlah hal yang keren. Tapi lebih
menjadi ritual yang akan terasa kurang jika dilewatkan.
Social drinker memiliki tujuan lebih dari sekedar ngopi jika nongkrong di kedai kopi. Oleh karena itu, mereka biasanya datang bersama teman atau at least tak sendirian. Jujur, beberapa dari mereka masih menganggap ngopi adalah
gaya hidup kekinian yang memberikan rasa bangga. Dan seringnya
keberadaan mereka di kedai kopi harus segera disiarkan ke ranah media
sosial. Tak melulu buruk, social drinker tahu benar menikmati
suasana kedai kopi dengan maksimal. Meskit tak memesan kopi, mereka
menikmati segala hal yang didukung kenyamanan kedai kopi.
Interaksi dengan Barista
Peminum kopi biasanya memiliki kedai kopi favorit yang kerap dia
datangi. Karena seringnya ngopi di sebuah kedai kopi, maka biasanya
mereka berteman dengan barista-barista yang ada di sana. Keakraban
peminum kopi dan barista terlihat jelas saat mereka ngobrol sesekali.
Barista juga tahu persis menu kopi apa yang akan dipesan peminum kopi
ini. Jika ada sesuatu yang baru di kedai kopi tersebut, maka barista
takkan segan-segan memberi tahu si peminum kopi yang menjadi pelanggan
setianya.
Social drinker adalah mereka yang kerap melompat dari satu coffee shop ke coffee shop lainnya. Mereka akan singgah di kedai kopi dengan dua alasan: diajak teman atau kedai kopi tersebut sedang happening.
Tak ada keterikatan mereka terhadap sebuah kedai kopi. Oleh karena itu,
tak ada keterikatan dan interaksi berarti dengan barista kecuali hanya
untuk urusan jual beli kopi. Meski begitu tak menutup kemungkinan para social drinker memiliki teman yang berprofesi sebagai barista.
Itulah tiga dari hasil pengamatan saya terhadap dua jenis manusia
yang singgah di kedai kopi. Tulisan ini sifatnya sangat personal dan
berdasarkan pengalaman pribadi setelah singgah di berpuluh kedai kopi di
Indonesia maupun luar negeri. Kalau kalian ada pengalaman mengamati
manusia di kedai kopi juga nggak?
Disunting dari majalah.ottencoffee.co.id
0 komentar